Selasa, 04 Mei 2010

feature

Future

Cita – cita seorang penyandang cacat fisik

Gerak langkah kaki yang terasa berat, keringat yang selalu menetes karena terkena terik matahari tidak mengendurkan semangat Pak Giman dalam mewujudkan cita – citanya sebagai orang tua yang ingin membiayai anak – anaknya bersekolah. Raut muka yang semakin tua membuat benak semua orang merasa kasihan untuk membantunya meski hanya sekeping, dua keping uang receh.

Dalam usianya yang ke-50, beliau selalu merasa senang masih dapat mampu membiayai anaknya bersekolah, meski hanya sebagai seorang pengemis jalanan. Tekad yang kuat serta semangat yang membara dapat menjadikan dasar fisik pak tua yang cacat bukan menjadi beban dalam menghalanginya mencari nafkah bagi keluarga.

Keluarganya sudah lama hidup dalam kekurangan, ditambah beban mental yang dialami pak giman sebab ditinggal istrinya karena sakit yang diderita selama 10 tahun. Beliau sekarang hidup sebagai orang tua sebatang kara yang harus mencukupi kebutuhannya.

Saat ini orang tua tersebut hanya ditemani dengan kedua anak – anaknya yang masih kecil. Dia ditemani oleh anaknya laki – laki bernama Soleh, dan perempuan bernama Tika. Meskipun demikian, anak – anaknya tidak pernah merasa malu ataupun terkucilkan dengan keadaan orang tuanya saat ini. Sebab ini semua bukan kemauan dari kami, melainkan kehendak Tuhan yang senantiasa memberi jalan hidup ini, ungkap Soleh.

Mendengar perkataan tersebut, membuat perasaan saya semakin merasa iba untuk membantu keluarga itu. Semua ini dilakukan oleh kedua anaknya untuk membantu bapaknya menjalani kehidupan persaingan dunia yang semakin keras, agar cita – cita yang ingin disampaikan pak Giman kepada kedua anaknya dapat dicapai.

Abimanyu Adi Putra
153080032 / F

Tidak ada komentar:

Posting Komentar