Selasa, 04 Mei 2010

feature

berita feature

Perjuangan Seorang Wanita Penjual Sate Depan Gedung Agung

Yogyakarta-(JAMPATAS)Tatapan matanya yang sayu, suara dengan nada khasnya menawarkan barang dagangannya. Keringat yang menetes di wajahnya akibat terik matahari tidak mengendurkan semangatnya untuk berjualan. Senyum ramahnya selalu ditunjukkan kepada pembeli maupun orang-orang yang lewat.

Banyaknya penjual makanan maupun minuman yang menjajakan barang dagangan mereka tidak menyurutkan niat Ibu Yani (48) untuk berdagang di depan Gedung Agung. Persaingan yang dirasakan juga dikarenakan banyaknya penjual sate yang berjualan di situ. “disini memang banyak penjual sate, tapi kami tidak menjatuhkan satu sama lain karena kita kan sedarah,” tutur Bu Yani menanggapi persaingan dengan penjual sate lainnya.

Perjuangan Bu Yani sebagai penjual sate dimulai sejak 5 tahun yang lalu semenjak dia pindah dari kota asalnya. Kebanyakan penjual sate berasal dari Madura asli, begitu pula dengan Bu Yani. Beliau pindah dikarenakan alasan ekonomi yang kurang beruntung d daerahnya sendiri. Beliau pindah ke Jogja bersama dengan suami dan kedua anaknya yang masih kecil.

Perjalan Bu Yani dalam menjual sate pun tidak serta merta berjalan lancar. Beliau banyak mengalami hambatan. Terutama saat pertama kali berjualan di kota ini. Bu Yani juga tidak langsung berjualan di depan Gedung Agung. Saat pertama berjualan beliau menjadi penjual keliling di daerah dekat rumahnya. Kurangnya minat masyarakat daerah dekat rumahnya untuk membeli barang dagangannya, beliau pun mencoba untuk menetap di suatu tempat.

Bu Yani mulai menetap menjual sate di depan Gedung Agung setelah mendapat ajakan saudaranya yang juga menjual sate di sana. Setelah mendapatkan tempatpun tidak lantas mudah mendapatkan pembeli maupun pelanggan. Kesulitan-kesulitan maupun halangan yang ada di depan mata, beliau selalu menanggapi dengan bijaksana.
Alasan Bu Yani menjual sate adalah untuk membantu keadaan ekonomi keluarganya. Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan, membangkitkan niat Bu Yani untuk membantu menghidupi keluarganya. “gaji suami saya kan ga seeberapa, anak saya 2 juga masih kecil, yang satu udah sd kelas 3, yang satu lagi tk jadi untuk membayar sekolah mereka dan kehidupan sehari-hari g cukup kalo cuma dari gaji suami saya. Saya juga hanya membantu buat memenuhi kebutuhan keluarga saya,” ujar Bu Yani dengan raut wajah capek.

Anggun Anindya S. – 153080018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar