Tajuk rencana
Keberhasilan POLRI dari aksi terorisme
Kinerja POLRI dalam memberantas jaringan terorisme di Indonesia memang perlu untuk diacungkan jempol, serta diberikan ucapan selamat yang sebesar – sebesarnya atas kesigapan setiap anggota dalam mengatasi masalah aksi tersebut.
Menanggapi peristiwa tersebut Kapolri Bambang Hendarso menuturkan bahwa “kami beserta para anggota kepolisian akan selalu siap dan cepat dalam menanggulangi masalah terorisme.” Bermula dari tertangkapnya gembong teroris Amrozi cs nampaknya membuat gerah para terorisme untuk membalas dendam. Aksi yang dilakukan oleh kepolisian sangat rapi serta terpola agar tidak mudah tercium oleh kelompok tersebut, namun dalam aksinya jutru penyergapan tersebut membuat kecemasan warga yang berda disekitarnya.
Tindakan saling baku tembak yang dilakukan antara pihak kepolisian dan terorisme belum efektif, karena faktanya banyak teroris yang mati tertembak dilokasi penggerebekkan. Akibatnya Polisi pun juga tidak dapat mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang jaringan terorisme yang semakin lama semakin luas.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono merasa puas atas kinerja selama ini yang dilakukan oleh pihak Kepolisian beserta para anggotanya yang ikut serta membantu dalam penyergapan terorisme. Kesuksesan POLRI mendapatkan applause dari berbagai pihak yang setuju akan musnahnya aksi – aksi terorisme. Namun peran Kepolisian belum berakhir begitu saja sampai disini, dikarenakan jaringan yang selama ini ada, belum semuanya terselesaikan.
Bukan tidak mungkin aksi terorisme akan lenyap selamanya dari bumi ini, asalkan dalam memberantas aksi tersebut dibutuhkan kerjasama antar masing – masing pihak. Diharapkan, agar aksi tersebut tidak akan terulang lagi untuk selamanya.
Abimanyu Adi Putra / 153080032(A)
Senin, 31 Mei 2010
Tajuk Rencana
Indoktrinasi Agama
TERORISME adalah serangan - serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Akhir - akhir ini penggerebekan terorispun banyak terjadi. Indoktrinasi agamapun menjadi kedok.
Aksi terorisme tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi di negara lainpun aksi terorisme juga terjadi. Seperti di Amerika saat peristiwa 11 september WTC yang menggemparkan berbagai pihak oleh aksi terorisme Osama Bin Laden. Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia, tepatnya di Kuta, Bali juga menggemparkan berbagai pihak. Banyak turis mancanegara yang tewas saat itu. Dampak pengeboman Bali yang di lakukan oleh Imam Samudera dan kawan - kawannya itu menjadikan negara tetangga mengeluarkan travel warning ke Indonesia yang mengakibatkan industri penerbangan dan industri pariwisata macet.
Kegigihan Detasemen Khusus 88 Antiteror ( Densus 88 ) memburu para pelaku teror patut diacungi jempol. Salah seorang tokoh penting dalam pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Ibrohim berhasil di lumpuhkan. Kemudian menyusul Noordin M Top yang disergap di Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Kesuksesan Densus 88 menewaskan warga berkebangsaan Malaysia tersebut, tak pelak memberikan secercah harapan terhadap berbagai upaya, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat, dalam menekan penyebaran terorisme di Indonesia.
Legitimasi agama yang ada di balik berbagai aksi teror menimbulkan keheranan bagi beberapa kalangan. Sebab, dalam terorisme, agama begitu mudahnya bermetamorfosis menjadi drakula yang dengan dingin mengisap darah orang - orang tidak berdosa.
Apakah agama patut menjadi kedok aksi kejahatan ? Menurut mantan rektor Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah, Prof. DR. Azyumardi Azra dalam rangkaian sosialisasi Barisan Tolak Terorisme, bahwa salah satu cara yang sering digunakan teroris adalah dengan membawa - bawa agama dalam perekrutan. Indoktrinasi seringkali dilakukan oleh orang - orang asing dengan berkedok mengadakan kegiatan keagamaan di lingkungan setempat.
Indoktrinasi yang di tanamkan oleh pihak teroris sangat mudah di pahami oleh orang awam yang sama sekali tidak peka terhadap agamanya. Seharusnya agama janganlah dijadikan kedok untuk melakukan kejahatan apapun walau aksi ini di anggap sebagai aksi jihad oleh segelintir orang. Kedok agama berarti sama saja menjatuhkan nama agama itu sendiri. Agama merupakan hal yang paling sensitif bagi setiap orang.
Pengatasnamaan teroris terhadap suatu agama dirasa bukan hal yang bijak, karena sama saja mereka hanya berlindung dari agama mereka sendiri. Oleh sebab itu diharap bagi semua kalangan, pihak, maupun masyarakat setempat agar mau berpartisipasi dalam pemberantasan terorisme agar terorisme di Indonesia tidak semakin merajalela.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 )
TERORISME adalah serangan - serangan terkoordinasi yang bertujuan membangkitkan perasaan teror terhadap sekelompok masyarakat. Akhir - akhir ini penggerebekan terorispun banyak terjadi. Indoktrinasi agamapun menjadi kedok.
Aksi terorisme tidak hanya ada di Indonesia saja, tetapi di negara lainpun aksi terorisme juga terjadi. Seperti di Amerika saat peristiwa 11 september WTC yang menggemparkan berbagai pihak oleh aksi terorisme Osama Bin Laden. Aksi terorisme yang terjadi di Indonesia, tepatnya di Kuta, Bali juga menggemparkan berbagai pihak. Banyak turis mancanegara yang tewas saat itu. Dampak pengeboman Bali yang di lakukan oleh Imam Samudera dan kawan - kawannya itu menjadikan negara tetangga mengeluarkan travel warning ke Indonesia yang mengakibatkan industri penerbangan dan industri pariwisata macet.
Kegigihan Detasemen Khusus 88 Antiteror ( Densus 88 ) memburu para pelaku teror patut diacungi jempol. Salah seorang tokoh penting dalam pengeboman Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Ibrohim berhasil di lumpuhkan. Kemudian menyusul Noordin M Top yang disergap di Mojosongo, Jebres, Solo, Jawa Tengah. Kesuksesan Densus 88 menewaskan warga berkebangsaan Malaysia tersebut, tak pelak memberikan secercah harapan terhadap berbagai upaya, baik yang dilakukan pemerintah maupun masyarakat, dalam menekan penyebaran terorisme di Indonesia.
Legitimasi agama yang ada di balik berbagai aksi teror menimbulkan keheranan bagi beberapa kalangan. Sebab, dalam terorisme, agama begitu mudahnya bermetamorfosis menjadi drakula yang dengan dingin mengisap darah orang - orang tidak berdosa.
Apakah agama patut menjadi kedok aksi kejahatan ? Menurut mantan rektor Universitas Islam Negeri ( UIN ) Syarif Hidayatullah, Prof. DR. Azyumardi Azra dalam rangkaian sosialisasi Barisan Tolak Terorisme, bahwa salah satu cara yang sering digunakan teroris adalah dengan membawa - bawa agama dalam perekrutan. Indoktrinasi seringkali dilakukan oleh orang - orang asing dengan berkedok mengadakan kegiatan keagamaan di lingkungan setempat.
Indoktrinasi yang di tanamkan oleh pihak teroris sangat mudah di pahami oleh orang awam yang sama sekali tidak peka terhadap agamanya. Seharusnya agama janganlah dijadikan kedok untuk melakukan kejahatan apapun walau aksi ini di anggap sebagai aksi jihad oleh segelintir orang. Kedok agama berarti sama saja menjatuhkan nama agama itu sendiri. Agama merupakan hal yang paling sensitif bagi setiap orang.
Pengatasnamaan teroris terhadap suatu agama dirasa bukan hal yang bijak, karena sama saja mereka hanya berlindung dari agama mereka sendiri. Oleh sebab itu diharap bagi semua kalangan, pihak, maupun masyarakat setempat agar mau berpartisipasi dalam pemberantasan terorisme agar terorisme di Indonesia tidak semakin merajalela.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 )
Sabtu, 29 Mei 2010
tajuk rencana
Main Hakim Sendirikah Polisi Dalam Memerangi Terorisme
Kesigapan polisi Indonesia terhadap jaringan terorisme yang ada saat ini dapat dikatakan jauh lebih siap dibanding sebelum terjadinya Bom Bali 1.
Semenjak adanya peledakan Bom Bali 1, 2002 silam, Indonesia di cap oleh masyarakat dunia sebagai negara sarang teroris. Kejadian itu, membangunkan pemerintah untuk meningkatkan keamanan nasional kita. Mereka mengutus polisi untuk lebih sigap dalam menangani terorisme. Kesigapan para polisi tersebut terwujud dengan tertangkapnya teroris-teroris yang dianggap berpengaruh dalam peledakan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kesuksesan polisi dalam menangani terorisme terlihat sejak ditangkapnya otak pengeboman Bom Bali 1 tidak lama setelah insiden itu terjadi. Penangkapan yang dilakukan polisi juga membuahkan hasil, dengan ditangkapnya mereka hidup-hidup. Penangkapan itu, lama kelamaan membuahkan informasi yang signifikan bagi kepolisian untuk mencari daftar teroris yanng ikut serta dalam pemboman yang terjadi di Indonesia.
Penangkapan polisi berdasarkan pada tersangka pemboman sebelum-sebelumnya, menuntun mereka menuju tersangka pencarian teroris menuju kesuksesan. Akan tetapi, penangkapan yang dilakukan saat ini oleh polisi dianggap tidak tepat. Mengapa penangkapan tersebut dikatakan tidak tepat? Hal itu dikarenakan, polisi main hakim sendiri dalam menegakkan keadilan bagi para teroris.
Penangkapan yang dilakukan oleh polisi saat ini dianggap sangat gegabah. Hal itu terlihat dengan banyaknya tersangka terorisme yang dianggap memiliki kekuasaan di tembak mati di tempat. Tindakan tembak di tempat memang diperlukan, apabila tersangka melawan dan polisi sudah tidak bisa menanganinya lagi. Akan tetapi, tindakan yang dilakukan oleh polisi ini juga merugikan bagi pemerintah maupun pihak kepolisisan itu sendiri.
Selain polisi tidak mendapatkan informasi yang berharga dari tersangka, polisi juga telah melanggar hak asasi mereka. Tidak hanya itu, saat ini kepolisian terkadang juga meminta bantuan media untuk mendapat informasi. Padahal sepert yang terjadi saat penggrebekan teroris yang dilakukan di Temanggung, media menyiarkan penggrebekan itu secara nasional. Bukannya membantu polisi dan menginformasikan kejadian pada masyarakat, penyiaran itu juga dapat membantu jaringan teroris untuk mendapatkan informasi bagi jaringan mereka.
Penangkapan yang dilakukan oleh kepolisan saat ini di nilai kurang efisien. Walaupun kepolisian merupakan salah satu petugas penegak keadilan di negeri ini, tetapi yang berhak menentukan hukuman apa yang pantas bagi tersangka teroris adalah pengadilan. Bukannya kepolisian yang main hakim sendiri.
(Anggun Anindya S/153080018)
Kesigapan polisi Indonesia terhadap jaringan terorisme yang ada saat ini dapat dikatakan jauh lebih siap dibanding sebelum terjadinya Bom Bali 1.
Semenjak adanya peledakan Bom Bali 1, 2002 silam, Indonesia di cap oleh masyarakat dunia sebagai negara sarang teroris. Kejadian itu, membangunkan pemerintah untuk meningkatkan keamanan nasional kita. Mereka mengutus polisi untuk lebih sigap dalam menangani terorisme. Kesigapan para polisi tersebut terwujud dengan tertangkapnya teroris-teroris yang dianggap berpengaruh dalam peledakan yang terjadi di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini.
Kesuksesan polisi dalam menangani terorisme terlihat sejak ditangkapnya otak pengeboman Bom Bali 1 tidak lama setelah insiden itu terjadi. Penangkapan yang dilakukan polisi juga membuahkan hasil, dengan ditangkapnya mereka hidup-hidup. Penangkapan itu, lama kelamaan membuahkan informasi yang signifikan bagi kepolisian untuk mencari daftar teroris yanng ikut serta dalam pemboman yang terjadi di Indonesia.
Penangkapan polisi berdasarkan pada tersangka pemboman sebelum-sebelumnya, menuntun mereka menuju tersangka pencarian teroris menuju kesuksesan. Akan tetapi, penangkapan yang dilakukan saat ini oleh polisi dianggap tidak tepat. Mengapa penangkapan tersebut dikatakan tidak tepat? Hal itu dikarenakan, polisi main hakim sendiri dalam menegakkan keadilan bagi para teroris.
Penangkapan yang dilakukan oleh polisi saat ini dianggap sangat gegabah. Hal itu terlihat dengan banyaknya tersangka terorisme yang dianggap memiliki kekuasaan di tembak mati di tempat. Tindakan tembak di tempat memang diperlukan, apabila tersangka melawan dan polisi sudah tidak bisa menanganinya lagi. Akan tetapi, tindakan yang dilakukan oleh polisi ini juga merugikan bagi pemerintah maupun pihak kepolisisan itu sendiri.
Selain polisi tidak mendapatkan informasi yang berharga dari tersangka, polisi juga telah melanggar hak asasi mereka. Tidak hanya itu, saat ini kepolisian terkadang juga meminta bantuan media untuk mendapat informasi. Padahal sepert yang terjadi saat penggrebekan teroris yang dilakukan di Temanggung, media menyiarkan penggrebekan itu secara nasional. Bukannya membantu polisi dan menginformasikan kejadian pada masyarakat, penyiaran itu juga dapat membantu jaringan teroris untuk mendapatkan informasi bagi jaringan mereka.
Penangkapan yang dilakukan oleh kepolisan saat ini di nilai kurang efisien. Walaupun kepolisian merupakan salah satu petugas penegak keadilan di negeri ini, tetapi yang berhak menentukan hukuman apa yang pantas bagi tersangka teroris adalah pengadilan. Bukannya kepolisian yang main hakim sendiri.
(Anggun Anindya S/153080018)
OPINI
Petualangan Susno Pembenar atau Pembohong
Kenalkah anda dengan pak Susno? Komjen Susno Duaji adalah mantan Kabareskrim Mabes Polri yang namanya akhir-akhir ini melesat bak artis baru.
Akhir-akhir ini dimedia cetak ataupun elektronik dibuat bingung oleh Pak Susno. Hampir semua media massa memberitakan gerak-geriknya. Mulai dari dia datang ke DPR meminta perlindungan, datang ke Mabes Polri sebagai saksi hingga jadi tersangka.
Jendral bintang tiga ini disebut-sebut terkait dengan mafia kasus di dalam tubuh Polri. Tak hanya itu saja, Susno dengan segenap keberaniannya membuka siapa-siapa yang terkait dalam maklar kasus di instansinya. Beberapa nama pun digigit Susno sebagai pemainnya, termasuk anak buahnya Kompol. Arafat yang menangani kasus Pajak yang melibatkan Gayus Tambunan.
Babak untuk Susno
Hari demi hari telah dilewati dalam petualangannya, Susno semakin liar dalam memberikan keterangannya. Setelah menggigit Kompol Arafat, dia mulai menerkam Sahril Johan. Sahril Johan disebut Susno sebagai Markus (Maklar Kasus). Menurutnya, Sahril Johan terlibat dalam kasus sengketa PT. Arwana Lestari.
Seperti Gayus yang ditangkap di luar negeri, Sahril Johan pun diduga melarikan diri ke luar negeri. Tapi, upaya polisi menangkap SJ tak hanya sampai disitu. Alhasil, SJ akhirnya menyerahkan diri dan pulang ke tanah air.
Kepulangan SJ sudah dinanti para penyidik. Tidak membuang waktu, SJ langsung dibawa ke Mabes Polri dan dimintai keterangan atas keterlibatannya. Dalam keterangannya, SJ menyebut Susno ikut menikmati buahnya. Tetapi Susno tetap bersih kukuh tidak menikmatinya.
Keterangan SJ ini diperkuat oleh para tersangka yang telah digigit Susno, tak hanya itu, barang bukti yang dikantongi polisi juga menuding Susno ikut terlibat. Susno pun diperiksa, selama beberapa jam menjalani pemeriksaan, Petualangan Susno pun akhirnya berakhir. Media massa pun sekarang sudah jarang dan bahkan tidak menayangkan berita tentang Susno dan kawan-kawan setiap harinya.
Anggun Anindya S (153080018)
Kenalkah anda dengan pak Susno? Komjen Susno Duaji adalah mantan Kabareskrim Mabes Polri yang namanya akhir-akhir ini melesat bak artis baru.
Akhir-akhir ini dimedia cetak ataupun elektronik dibuat bingung oleh Pak Susno. Hampir semua media massa memberitakan gerak-geriknya. Mulai dari dia datang ke DPR meminta perlindungan, datang ke Mabes Polri sebagai saksi hingga jadi tersangka.
Jendral bintang tiga ini disebut-sebut terkait dengan mafia kasus di dalam tubuh Polri. Tak hanya itu saja, Susno dengan segenap keberaniannya membuka siapa-siapa yang terkait dalam maklar kasus di instansinya. Beberapa nama pun digigit Susno sebagai pemainnya, termasuk anak buahnya Kompol. Arafat yang menangani kasus Pajak yang melibatkan Gayus Tambunan.
Babak untuk Susno
Hari demi hari telah dilewati dalam petualangannya, Susno semakin liar dalam memberikan keterangannya. Setelah menggigit Kompol Arafat, dia mulai menerkam Sahril Johan. Sahril Johan disebut Susno sebagai Markus (Maklar Kasus). Menurutnya, Sahril Johan terlibat dalam kasus sengketa PT. Arwana Lestari.
Seperti Gayus yang ditangkap di luar negeri, Sahril Johan pun diduga melarikan diri ke luar negeri. Tapi, upaya polisi menangkap SJ tak hanya sampai disitu. Alhasil, SJ akhirnya menyerahkan diri dan pulang ke tanah air.
Kepulangan SJ sudah dinanti para penyidik. Tidak membuang waktu, SJ langsung dibawa ke Mabes Polri dan dimintai keterangan atas keterlibatannya. Dalam keterangannya, SJ menyebut Susno ikut menikmati buahnya. Tetapi Susno tetap bersih kukuh tidak menikmatinya.
Keterangan SJ ini diperkuat oleh para tersangka yang telah digigit Susno, tak hanya itu, barang bukti yang dikantongi polisi juga menuding Susno ikut terlibat. Susno pun diperiksa, selama beberapa jam menjalani pemeriksaan, Petualangan Susno pun akhirnya berakhir. Media massa pun sekarang sudah jarang dan bahkan tidak menayangkan berita tentang Susno dan kawan-kawan setiap harinya.
Anggun Anindya S (153080018)
KOLOM
Sandi, Balita “Sangar”
Apa jadinya negeri kita kelak? Bagaimana nasib negeri ini saat di pegang oleh pemuda-pemuda saat ini. Pertanyaan seperti ini mungkin yang akan terfikir dibenak anda, saat melihat video “Sandi bocah perokok dari Malang”.
Dalam video itu, Sandi Adi Susanto, sedang direkam sambil merokok dan berkata-kata kasar serta jorok. Begitu mirisnya hati ini ketika melihat bocah empat tahun ini, bagaimana tidak? Seorang bocah kecil yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan bermain dan bimbingan orang tua untuk tumbuh kembangnya harus teracuni dengan kata-kata dan perilaku bejat orang disekitarnya.
Seperti halnya kain putih, bila kain itu terkena noda kotor pasti akan jelek, lain halnya bila kain putih itu diwarnai dengan warna-warni, pasti kelihatan bagus. Itulah sebagai gambaran kepada para orang tua untuk mendidik anaknya, dan didikan itu pula sebagai dasar tumbuh kembangnya serta untuk Indonesia kelak.
Anggun Anindya S (153080018)
Apa jadinya negeri kita kelak? Bagaimana nasib negeri ini saat di pegang oleh pemuda-pemuda saat ini. Pertanyaan seperti ini mungkin yang akan terfikir dibenak anda, saat melihat video “Sandi bocah perokok dari Malang”.
Dalam video itu, Sandi Adi Susanto, sedang direkam sambil merokok dan berkata-kata kasar serta jorok. Begitu mirisnya hati ini ketika melihat bocah empat tahun ini, bagaimana tidak? Seorang bocah kecil yang seharusnya menikmati masa kecilnya dengan bermain dan bimbingan orang tua untuk tumbuh kembangnya harus teracuni dengan kata-kata dan perilaku bejat orang disekitarnya.
Seperti halnya kain putih, bila kain itu terkena noda kotor pasti akan jelek, lain halnya bila kain putih itu diwarnai dengan warna-warni, pasti kelihatan bagus. Itulah sebagai gambaran kepada para orang tua untuk mendidik anaknya, dan didikan itu pula sebagai dasar tumbuh kembangnya serta untuk Indonesia kelak.
Anggun Anindya S (153080018)
Jumat, 28 Mei 2010
TAJUK RENCANA
POLISI vs Terorisme
Menjamurnya terorisme di tanah air membuat pihak kepolisian bekerja secara ekstra.
Kasus terorisme di Indonesia mulai popular sejak bom Bali I, dengan sasaran para warga asing yang berada di Indonesia. Tak lama setelah aksi pemboman Amrozi cs ditangkap sebagai dalang pemboman di Pedis cafĂ© dan sari’s club Bali.
Ditangkapnya Amrozi cs ternyata bukan akhir dari petualangan terorisme di Indonesia. Tumbuh pemain baru seperti DR Azhari dan Noordin M.Top besreta pengikutnya. Keberadaan duo ini telah mewarnai sejumlah aksi pemboman di tanah air seperti di Kedubes Australia, bom Bali II, Hotel JW Marriot I dan II, Ritz Calton.
Petualangan DR. Azhari berakhir setelah ditembak Densus 88 di Batu Malang, sedangkan pasangannya Noordim M.Top ditembak di Solo belum lama ini. Sebelum petualangan Noordin berakhir Polisi terlebih dahulu menembak mati Ibrohim di Temanggung.
Tak hanya mereka bertiga yang ditembak polisi saat penggrebekan, beberapa teroris seperti Saefudi Jaelani dan Kakaknya juga ikut ditembak mati saat penggrebekan di Jakarta. Tak hanya itu saja belum lama ini Polisi juga menembak mati teroris di Aceh dan di Pamulang.
Sebelum Kepolisian melakukan penggrebegan, terlebih dahulu mereka melakukan pengintaian dan observasi. Itu semua dilakukan agar tidak terjadi salah penangkapan.
Dilakukannya penembakan ditempat, itu sudah diperhitungkan oleh Polisi, karena saat itu ada perlawanan dari pihak teroris, para teroris juga membawa senjata dan bom yang setiap saat dapat meledak,. Selain itu pihak kepolisian sudah memberikan peringatan, tapi mereka tidak menghiraukannya dan cenderung melawan, karena para teroris beranggapan bahwa mereka itu jihad dan akan mati sahid.
Bila saat penggrebegan para teroris menyerah dan tanpa perlawanan, Polisi tidak akan pernah menembaknya. Tetapi kalau mereka tidak dilumpuhkan terlebih dahulu, akan membahayakan orang-orang disekitar TKP dan akan menelan banyak korban jiwa.
ARIS HANUNG SETYAJI/153080045
Menjamurnya terorisme di tanah air membuat pihak kepolisian bekerja secara ekstra.
Kasus terorisme di Indonesia mulai popular sejak bom Bali I, dengan sasaran para warga asing yang berada di Indonesia. Tak lama setelah aksi pemboman Amrozi cs ditangkap sebagai dalang pemboman di Pedis cafĂ© dan sari’s club Bali.
Ditangkapnya Amrozi cs ternyata bukan akhir dari petualangan terorisme di Indonesia. Tumbuh pemain baru seperti DR Azhari dan Noordin M.Top besreta pengikutnya. Keberadaan duo ini telah mewarnai sejumlah aksi pemboman di tanah air seperti di Kedubes Australia, bom Bali II, Hotel JW Marriot I dan II, Ritz Calton.
Petualangan DR. Azhari berakhir setelah ditembak Densus 88 di Batu Malang, sedangkan pasangannya Noordim M.Top ditembak di Solo belum lama ini. Sebelum petualangan Noordin berakhir Polisi terlebih dahulu menembak mati Ibrohim di Temanggung.
Tak hanya mereka bertiga yang ditembak polisi saat penggrebekan, beberapa teroris seperti Saefudi Jaelani dan Kakaknya juga ikut ditembak mati saat penggrebekan di Jakarta. Tak hanya itu saja belum lama ini Polisi juga menembak mati teroris di Aceh dan di Pamulang.
Sebelum Kepolisian melakukan penggrebegan, terlebih dahulu mereka melakukan pengintaian dan observasi. Itu semua dilakukan agar tidak terjadi salah penangkapan.
Dilakukannya penembakan ditempat, itu sudah diperhitungkan oleh Polisi, karena saat itu ada perlawanan dari pihak teroris, para teroris juga membawa senjata dan bom yang setiap saat dapat meledak,. Selain itu pihak kepolisian sudah memberikan peringatan, tapi mereka tidak menghiraukannya dan cenderung melawan, karena para teroris beranggapan bahwa mereka itu jihad dan akan mati sahid.
Bila saat penggrebegan para teroris menyerah dan tanpa perlawanan, Polisi tidak akan pernah menembaknya. Tetapi kalau mereka tidak dilumpuhkan terlebih dahulu, akan membahayakan orang-orang disekitar TKP dan akan menelan banyak korban jiwa.
ARIS HANUNG SETYAJI/153080045
Selasa, 18 Mei 2010
opini
KEBUTUHAN VS GAYA HIDUP
Masyarakat pada umumnya ingin dianggap unggul diantara orang lain. Meski hal tersebut kenyataannya belum sesuai dengan kebutuhan. Banyak masyarakat yang hidup dalam “kebohongan”, dikarenakan faktor keadaan yang menuntut mereka untuk berbuat seperti ini. Belum lagi pengaruh media yang tidak mampu menampilkan tayangan sehat. Bagi kebayakan orang yang kami temui, mereka menganggap hal ini sah – sah saja, namun itu bagi mereka yang berkecukupan serta mampu berfikir terhadap kebutuhan yang sesuai.
Disisi lain masih banyak rakyat miskin yang hidup dalam keterpurukan moral, serta pendidikan. Ditambah kehidupan teknologi yang saat ini semakin merajalela, membuat mereka sendiri merasa ingin memiliki barang tersebut. Sulit sekarang untuk membandingkan yang dimaksud dengan kebutuhan dan gaya hidup, bahkan belum lama ini kami menjumpai sekelompok pengemis jalan untuk kami mintai keterangan. Tetapi banyak dari mereka yang memiliki HP sebagai pelengkap gaya hidup.
Lalu gambaran yang selama ini kita menganggap bahwa rakyak miskin itu kekurangan makan, tidak memiliki tempat tinggal apakah benar? Atau hanya karena kemalasan hidup mereka saja yang tidak ingin bekerja namun bisa memiliki penghasilan yang besar, seperti halnya yang ditampilkan dalam tayangan televisi saat ini? Kontroversi yang layak kita jalani dengan semakin berkembangnya tehknologi, tanpa adanya kesiapan moral serta pendidikan dari masyarakat bangsa ini.
Abimanyu Adi Putra / 153080032 (opini).
Masyarakat pada umumnya ingin dianggap unggul diantara orang lain. Meski hal tersebut kenyataannya belum sesuai dengan kebutuhan. Banyak masyarakat yang hidup dalam “kebohongan”, dikarenakan faktor keadaan yang menuntut mereka untuk berbuat seperti ini. Belum lagi pengaruh media yang tidak mampu menampilkan tayangan sehat. Bagi kebayakan orang yang kami temui, mereka menganggap hal ini sah – sah saja, namun itu bagi mereka yang berkecukupan serta mampu berfikir terhadap kebutuhan yang sesuai.
Disisi lain masih banyak rakyat miskin yang hidup dalam keterpurukan moral, serta pendidikan. Ditambah kehidupan teknologi yang saat ini semakin merajalela, membuat mereka sendiri merasa ingin memiliki barang tersebut. Sulit sekarang untuk membandingkan yang dimaksud dengan kebutuhan dan gaya hidup, bahkan belum lama ini kami menjumpai sekelompok pengemis jalan untuk kami mintai keterangan. Tetapi banyak dari mereka yang memiliki HP sebagai pelengkap gaya hidup.
Lalu gambaran yang selama ini kita menganggap bahwa rakyak miskin itu kekurangan makan, tidak memiliki tempat tinggal apakah benar? Atau hanya karena kemalasan hidup mereka saja yang tidak ingin bekerja namun bisa memiliki penghasilan yang besar, seperti halnya yang ditampilkan dalam tayangan televisi saat ini? Kontroversi yang layak kita jalani dengan semakin berkembangnya tehknologi, tanpa adanya kesiapan moral serta pendidikan dari masyarakat bangsa ini.
Abimanyu Adi Putra / 153080032 (opini).
penulisan kolom
PERPUSTAKAAN DIGITAL BAGI KALANGAN SMA
Menyikapi dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi dan informasi, banyak SMA di Yogyakarta akan membuat program literasi serta perpustakaan digital. Program literasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki setiap peserta didik dalam mengolah setiap teknologi.
Keterampilan yang ingin dicapi termasuk dalam mengakses dan menggunakan informasi, mengidentifikasi dan menemukan informasi yang dibutuhkan, serta menggunakannya secara efektif dan etis. Menurut Arsidi, saat launching, belum lama ini, “literasi informasi kini dianggap sebagai bentuk lanjutan dari kemampuan menggunakan perpustakaan dizaman sebelum digital.
Teknologi informasi dan literasi informasi memang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Namun pemanfaatan sumberdaya digital harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar tidak ada penyalahgunaan teknologi yang kerap terjadi belakangan ini.
Abimanyu Adi Putra / 153080032 (kolom)
Menyikapi dengan pesatnya perkembangan dunia teknologi dan informasi, banyak SMA di Yogyakarta akan membuat program literasi serta perpustakaan digital. Program literasi merupakan keterampilan yang harus dimiliki setiap peserta didik dalam mengolah setiap teknologi.
Keterampilan yang ingin dicapi termasuk dalam mengakses dan menggunakan informasi, mengidentifikasi dan menemukan informasi yang dibutuhkan, serta menggunakannya secara efektif dan etis. Menurut Arsidi, saat launching, belum lama ini, “literasi informasi kini dianggap sebagai bentuk lanjutan dari kemampuan menggunakan perpustakaan dizaman sebelum digital.
Teknologi informasi dan literasi informasi memang merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan. Namun pemanfaatan sumberdaya digital harus dapat dimanfaatkan secara optimal agar tidak ada penyalahgunaan teknologi yang kerap terjadi belakangan ini.
Abimanyu Adi Putra / 153080032 (kolom)
OPINI
Calon Ketua Umum Demokrat
PEMILIHAN Ketua Umum DPP Partai Demokrat ( PD ) dalam Kongres II di Bandung akan segera di laksanakan. Sejauh terdapat 3 kader yang saling berebut pengaruh dan mengklaim sebagai kandidat terkuat. Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng yang sama - sama menjabat Ketua DPP, serta mantan Sekjen DPP Marzuki Alie yang kini menjadi Ketua DPR RI.
Di tengah maraknya isu nasional yang ada, ‘ perang wacana ’ antara para kandidat Ketua Umum PD terkesan tenggelam. Kurangnya porsi yang layaknya partai besar pemenang pemilu menjelang kongresnya di media massa. Realitas ini bisa dipahami, karena isu nasional yang ada sedikit banyak melibatkan opini maupun emosi masyarakat luas.
Anas dan Andi terlihat berupaya kuat menggalang dukungan kekuatan internal partai secara intensif. Dalam berbagai kesempatan yang ada keduanya saling klaim untuk mendapat dukungan dari pengurus partai di daerah - daerah. Dukungan dan restu seorang SBY memang sangat diperlukan karena selain merupakan Ketua Dewan Penasihat PD, SBY juga berkedudukan sebagai Presiden RI.
Anas dan Andi terkesan sangat intens menggalang dukungan kekuatan dari kalangan internal partainya, keduanya terlihat berambisi memperebutkan kursi ketua umum partai. Pengamat berasumsi, posisi Ketua Umum PD periode 2010 - 2015 dipandang sangat strategis karena siapa yang menduduki jabatan tersebut berpeluang menjadi kandidat presiden dari PD pada Pilpres 2014.
Asumsi ini memang bisa dipahami karena jika Presiden SBY akan lengser pada tahun 2014 dan PD mampu memenangkan kembali pemilu legislatif pada tahun yang sama secara otomatis Ketua Umum PD akan ‘ didaulat ’ partainya menjadi capres. Oleh sebab itu kursi Ketua Umum PD periode 2010 - 2015 sangat diminati.
Sampai saat ini dukungan dan restu SBY akan diberikan kepada siapa belum dapat di ketahui. Dapat pula dukungan itu secara diam - diam telah disampaikan kepada salah satu dari ketiga nama yang telah disebutkan, bahkan malah dapat diberikan pada nama di luar ketiga calon Ketua Umum PD yang sekarang. Dalam keterangannya kepada pers, Hadi Utomo menyatakan bahwa bisa saja muncul calon Ketua Umum PD dadakan. Nama yang sebelumnya tidak pernah diperkirakan bisa saja dimunculkan dengan berbagai pertimbangan.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 )
PEMILIHAN Ketua Umum DPP Partai Demokrat ( PD ) dalam Kongres II di Bandung akan segera di laksanakan. Sejauh terdapat 3 kader yang saling berebut pengaruh dan mengklaim sebagai kandidat terkuat. Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng yang sama - sama menjabat Ketua DPP, serta mantan Sekjen DPP Marzuki Alie yang kini menjadi Ketua DPR RI.
Di tengah maraknya isu nasional yang ada, ‘ perang wacana ’ antara para kandidat Ketua Umum PD terkesan tenggelam. Kurangnya porsi yang layaknya partai besar pemenang pemilu menjelang kongresnya di media massa. Realitas ini bisa dipahami, karena isu nasional yang ada sedikit banyak melibatkan opini maupun emosi masyarakat luas.
Anas dan Andi terlihat berupaya kuat menggalang dukungan kekuatan internal partai secara intensif. Dalam berbagai kesempatan yang ada keduanya saling klaim untuk mendapat dukungan dari pengurus partai di daerah - daerah. Dukungan dan restu seorang SBY memang sangat diperlukan karena selain merupakan Ketua Dewan Penasihat PD, SBY juga berkedudukan sebagai Presiden RI.
Anas dan Andi terkesan sangat intens menggalang dukungan kekuatan dari kalangan internal partainya, keduanya terlihat berambisi memperebutkan kursi ketua umum partai. Pengamat berasumsi, posisi Ketua Umum PD periode 2010 - 2015 dipandang sangat strategis karena siapa yang menduduki jabatan tersebut berpeluang menjadi kandidat presiden dari PD pada Pilpres 2014.
Asumsi ini memang bisa dipahami karena jika Presiden SBY akan lengser pada tahun 2014 dan PD mampu memenangkan kembali pemilu legislatif pada tahun yang sama secara otomatis Ketua Umum PD akan ‘ didaulat ’ partainya menjadi capres. Oleh sebab itu kursi Ketua Umum PD periode 2010 - 2015 sangat diminati.
Sampai saat ini dukungan dan restu SBY akan diberikan kepada siapa belum dapat di ketahui. Dapat pula dukungan itu secara diam - diam telah disampaikan kepada salah satu dari ketiga nama yang telah disebutkan, bahkan malah dapat diberikan pada nama di luar ketiga calon Ketua Umum PD yang sekarang. Dalam keterangannya kepada pers, Hadi Utomo menyatakan bahwa bisa saja muncul calon Ketua Umum PD dadakan. Nama yang sebelumnya tidak pernah diperkirakan bisa saja dimunculkan dengan berbagai pertimbangan.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 )
KOLOM BERITA
Demam Facebook dan Twitter
FACEBOOK dan TWITTER sekarang ini sedang menjadi trend bagi kalangan remaja maupun dewasa. Jejaring internet yang menyuguhkan komunikasi 2 arah ini sangat di gandrungi khususnya kalangan remaja.
Situs yang dilengkapi dengan aneka macam fasilitas tersebut tanpa disadari telah membuat sebagian besar anak muda rela mengorbankan waktu untuk mengganti status, sesuai dengan perasaan hati mereka. Hampir setiap hari banyak anak muda yang membuka akun mereka untuk sekedar melihat status yang mereka tulis.
Demam facebook dan Twitter tidak hanya di rasakan di Indonesia saja, tetapi di berbagai belahan dunia situs ini sudah menjadi konsumsi sehari - hari. Banyak orang yang rela meluangkan waktu mereka hanya untuk membuka facebook dan twitter mereka saja. Melalui facebook kita dapat melakukan komunikasi secara singkat dengan orang yang kita inginkan, begitu juga sebaliknya pada twitter. Sarana komunikasi yang mudah dan cepat ini membuat masyarakat menggandrungi situs ini.
Antara facebook dan twitter memang sedikit memiliki perbedaan tetapi fungsi dan kegunaan dari keduanya sama saja. Facebook memuat banyak aplikasi dan fitur - fitur yang lengkap sehingga memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi secara lebih mudah, sedangkan twitter hanya berupa situs sederhana yang memuat aktivitas yang sedang dilakukan penggunanya saat itu juga. Meskipun antara facebook dan twitter sedikit mempunyai perbedaan, tapi kedua situs ini sekarang sedang menjadi situs terlaris di dunia.
Pencipta jejaring facebook dan twitter sekarang masuk dalam kategori 10 orang terkaya di dunia. Demam facebook dan twitter yang sangat booming ini memaksa setiap orang harus mempunyai akun dari situs ini. Jejaring komunikasi yang memang sangat di gandrungi ini memang mempunyai manfaat yang besar bagi kemajuan teknologi informasi yang ada dan membuat masyarakat sadar akan teknologi yang ada.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 ).
FACEBOOK dan TWITTER sekarang ini sedang menjadi trend bagi kalangan remaja maupun dewasa. Jejaring internet yang menyuguhkan komunikasi 2 arah ini sangat di gandrungi khususnya kalangan remaja.
Situs yang dilengkapi dengan aneka macam fasilitas tersebut tanpa disadari telah membuat sebagian besar anak muda rela mengorbankan waktu untuk mengganti status, sesuai dengan perasaan hati mereka. Hampir setiap hari banyak anak muda yang membuka akun mereka untuk sekedar melihat status yang mereka tulis.
Demam facebook dan Twitter tidak hanya di rasakan di Indonesia saja, tetapi di berbagai belahan dunia situs ini sudah menjadi konsumsi sehari - hari. Banyak orang yang rela meluangkan waktu mereka hanya untuk membuka facebook dan twitter mereka saja. Melalui facebook kita dapat melakukan komunikasi secara singkat dengan orang yang kita inginkan, begitu juga sebaliknya pada twitter. Sarana komunikasi yang mudah dan cepat ini membuat masyarakat menggandrungi situs ini.
Antara facebook dan twitter memang sedikit memiliki perbedaan tetapi fungsi dan kegunaan dari keduanya sama saja. Facebook memuat banyak aplikasi dan fitur - fitur yang lengkap sehingga memungkinkan penggunanya untuk melakukan komunikasi secara lebih mudah, sedangkan twitter hanya berupa situs sederhana yang memuat aktivitas yang sedang dilakukan penggunanya saat itu juga. Meskipun antara facebook dan twitter sedikit mempunyai perbedaan, tapi kedua situs ini sekarang sedang menjadi situs terlaris di dunia.
Pencipta jejaring facebook dan twitter sekarang masuk dalam kategori 10 orang terkaya di dunia. Demam facebook dan twitter yang sangat booming ini memaksa setiap orang harus mempunyai akun dari situs ini. Jejaring komunikasi yang memang sangat di gandrungi ini memang mempunyai manfaat yang besar bagi kemajuan teknologi informasi yang ada dan membuat masyarakat sadar akan teknologi yang ada.
( HANINDIAH ARINI DEWI - 153080031 ).
Senin, 17 Mei 2010
PENULISAN OPINI
Benar atau Salah
Oleh: Aris Hanung Setyaji
Akhir-akhir ini media massa menyuguhkan beberapa pemberitaan tentang Markus (Maklar Kasus). Dalam kasus Markus ini menyeret sederet nama termasuk Mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen. Susno Duaji.
Awal mula mencuapnya kasus ini, ketika KPK menyadap percakapan telepon Anggodo Wijoyo. Dari percakapan itu, Anggodo menyebut-nyebut nama Susno dengan sebuah kode.
Dari situlah kemudian Susno dimintai keterangangan atas keterlibatannya. Setelah melewati beberapa proses yang berbelit-belit dan membingungkan publik atas kasus ini, mantan kabareskrim ini buka mulut tentang Maklar Kasus di tubuh Polri. Susno membuka tentang kasus korupsi di bea cukai yang menyeret nama Gayus Tambunan dan penyidik kasus ini, Kompol. Arafat.
Tak lama dari pembongkaran kasus bea cukai, Susno menyeret Sahril Johan sebagai Markus dalam kasus PT. Arwana Lestari. SJ pun ditangkap dan dimintai keterangan, dari keterangannya SJ menyebutkan Susno juga ikut terlibat karena menerima uang lima ratus juta pada kasus ini.
Susno jadi tersangka
Keterangan dari SJ dan beberapa tersangka lainnya akhirnya menyeret Komisaris Polisi ini sebagai tersangka. Sebelum Susno ditangkap, ia datang ke DPR dan sejumlah LSM untuk meminta perlindungan dan dukungan, sebab ia beranggapan telah berani membuka tentang Markus di Polri, dan tak mungkin bersalah. Tetapi kenyataannya para tersangka menyebut Susno juga ikut terlibat.
Keterlibatan Susno bisa iya atau tidak, logikanya Kompol. Arafat adalah bawahan Susno, otomatis sebelum ia melaksanakan tugas, harus terlebih dahulu meminta ijin dan pertimbangan atasannya. Selain itu seorang bawahan hanya akan melaksanakan perintah dari atasan apabila disuruh.
Logika yang lain, seluruh tersangka dijebloskan oleh Susno, mungkin mereka bekerja sama memberikan keterangan sama, yang intinya menyeret Susno masuk bui. Tetapi pihak Kepolisian itu tidak dapat menahan seseorang bahkan memfonis seseorang itu sebagai tersangka apabila tidak dilengkapi dengan bukti yang kuat dan keterangan dari saksi.
Sungguh kasus yang sangat rumit dan membingungkan. Untuk mengetahui salah dan benar, terlibat atau tidak terlibat, hanya Susno dan para tersangka yang tahu. Pihak kepolisian setidaknya harus berhati-hati dalam menangani kasus ini. Dan apabila Susno bersalah setidaknya bersedialah untuk mengakuinya serta mau untuk menandatangani BAP, karena dengan tidak menandatanganinya akan memberatkan hukuman di pengadilan.
(ARIS HANUNG SETYAJI/153080045/F)
Oleh: Aris Hanung Setyaji
Akhir-akhir ini media massa menyuguhkan beberapa pemberitaan tentang Markus (Maklar Kasus). Dalam kasus Markus ini menyeret sederet nama termasuk Mantan Kabareskrim Mabes Polri Komjen. Susno Duaji.
Awal mula mencuapnya kasus ini, ketika KPK menyadap percakapan telepon Anggodo Wijoyo. Dari percakapan itu, Anggodo menyebut-nyebut nama Susno dengan sebuah kode.
Dari situlah kemudian Susno dimintai keterangangan atas keterlibatannya. Setelah melewati beberapa proses yang berbelit-belit dan membingungkan publik atas kasus ini, mantan kabareskrim ini buka mulut tentang Maklar Kasus di tubuh Polri. Susno membuka tentang kasus korupsi di bea cukai yang menyeret nama Gayus Tambunan dan penyidik kasus ini, Kompol. Arafat.
Tak lama dari pembongkaran kasus bea cukai, Susno menyeret Sahril Johan sebagai Markus dalam kasus PT. Arwana Lestari. SJ pun ditangkap dan dimintai keterangan, dari keterangannya SJ menyebutkan Susno juga ikut terlibat karena menerima uang lima ratus juta pada kasus ini.
Susno jadi tersangka
Keterangan dari SJ dan beberapa tersangka lainnya akhirnya menyeret Komisaris Polisi ini sebagai tersangka. Sebelum Susno ditangkap, ia datang ke DPR dan sejumlah LSM untuk meminta perlindungan dan dukungan, sebab ia beranggapan telah berani membuka tentang Markus di Polri, dan tak mungkin bersalah. Tetapi kenyataannya para tersangka menyebut Susno juga ikut terlibat.
Keterlibatan Susno bisa iya atau tidak, logikanya Kompol. Arafat adalah bawahan Susno, otomatis sebelum ia melaksanakan tugas, harus terlebih dahulu meminta ijin dan pertimbangan atasannya. Selain itu seorang bawahan hanya akan melaksanakan perintah dari atasan apabila disuruh.
Logika yang lain, seluruh tersangka dijebloskan oleh Susno, mungkin mereka bekerja sama memberikan keterangan sama, yang intinya menyeret Susno masuk bui. Tetapi pihak Kepolisian itu tidak dapat menahan seseorang bahkan memfonis seseorang itu sebagai tersangka apabila tidak dilengkapi dengan bukti yang kuat dan keterangan dari saksi.
Sungguh kasus yang sangat rumit dan membingungkan. Untuk mengetahui salah dan benar, terlibat atau tidak terlibat, hanya Susno dan para tersangka yang tahu. Pihak kepolisian setidaknya harus berhati-hati dalam menangani kasus ini. Dan apabila Susno bersalah setidaknya bersedialah untuk mengakuinya serta mau untuk menandatangani BAP, karena dengan tidak menandatanganinya akan memberatkan hukuman di pengadilan.
(ARIS HANUNG SETYAJI/153080045/F)
Selasa, 11 Mei 2010
PENULISAN KOLOM
Pelajar VS UAN
Oleh : Aris Hanung Setyaji
Apakah yang terjadi pada generasi penerus bangsa kita saat ini? Beberapa minggu yang lalu siswa-siswi SMA dan SMP seluruh Indonesia menerima hasil kelulusan. Hasil dari Ujian Akhir Nasional tersebut sungguh sangat tidak menyenangkan, pasalnya siswa yang tidak lulus UAN meningkat dari tahun kemarin.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, UAN pada tahun ini terdapat ujian ulang atau siswa yang tidak lulus diperbolehkan untuk mengulang mata pelajaran yang belum lulus. Sedangkan untuk tahun-tahun kemarin para siswa yang tidak lulus hanya mendapatkan alternatif untuk mengikuti kejar paket atau mengulang kelas tiga lagi.
Sungguh sistem pendidikan yang membingungkan, adanya sistem mengulang rasanya tidak adil bagi para siswa yang tidak lulus ditahun sebelumnya. Mengapa demikian? Mereka yang tidak lulus ditahun kemarin tidak dapat merasakan ijazah formal, mereka hanya mendapatkan ijazah persetaraan kejar paket. Ijazah kejar paket hanyalah ijazah persetaraan, itu berarti selama bertahun-tahun mengenyam pendidikan formal di sekolah hanya sia-sia dan tidak ada gunanya, karena untuk ikut kejar paket tidak harus sekolah dulu.
Masalah seperti ini memang suatu hal yang membingungkan, tapi setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Untuk mengurangi tingkat ketidak lulusan, lebih baik dikembalikan pada siswa-siswinya, mereka yang lebih tahu kapasitas dirinya, dengan kejadian semacam ini diharapkan para siswa lebih giat belajar dan siswa dituntut untuk menutup kekurangan pada dirinya. Tak hanya para siswa, orang tua dan guru juga berperan penting untuk memberikan pengawasan dan spirit untuk para siswa. Dan UAN tidak perlu dihapus, diperbaiki saja dan pilih yang terbaik.
(ARIS HANUNG SETYAJI/153080045)
Oleh : Aris Hanung Setyaji
Apakah yang terjadi pada generasi penerus bangsa kita saat ini? Beberapa minggu yang lalu siswa-siswi SMA dan SMP seluruh Indonesia menerima hasil kelulusan. Hasil dari Ujian Akhir Nasional tersebut sungguh sangat tidak menyenangkan, pasalnya siswa yang tidak lulus UAN meningkat dari tahun kemarin.
Berbeda dengan tahun sebelumnya, UAN pada tahun ini terdapat ujian ulang atau siswa yang tidak lulus diperbolehkan untuk mengulang mata pelajaran yang belum lulus. Sedangkan untuk tahun-tahun kemarin para siswa yang tidak lulus hanya mendapatkan alternatif untuk mengikuti kejar paket atau mengulang kelas tiga lagi.
Sungguh sistem pendidikan yang membingungkan, adanya sistem mengulang rasanya tidak adil bagi para siswa yang tidak lulus ditahun sebelumnya. Mengapa demikian? Mereka yang tidak lulus ditahun kemarin tidak dapat merasakan ijazah formal, mereka hanya mendapatkan ijazah persetaraan kejar paket. Ijazah kejar paket hanyalah ijazah persetaraan, itu berarti selama bertahun-tahun mengenyam pendidikan formal di sekolah hanya sia-sia dan tidak ada gunanya, karena untuk ikut kejar paket tidak harus sekolah dulu.
Masalah seperti ini memang suatu hal yang membingungkan, tapi setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Untuk mengurangi tingkat ketidak lulusan, lebih baik dikembalikan pada siswa-siswinya, mereka yang lebih tahu kapasitas dirinya, dengan kejadian semacam ini diharapkan para siswa lebih giat belajar dan siswa dituntut untuk menutup kekurangan pada dirinya. Tak hanya para siswa, orang tua dan guru juga berperan penting untuk memberikan pengawasan dan spirit untuk para siswa. Dan UAN tidak perlu dihapus, diperbaiki saja dan pilih yang terbaik.
(ARIS HANUNG SETYAJI/153080045)
Selasa, 04 Mei 2010
feature
Future
Cita – cita seorang penyandang cacat fisik
Gerak langkah kaki yang terasa berat, keringat yang selalu menetes karena terkena terik matahari tidak mengendurkan semangat Pak Giman dalam mewujudkan cita – citanya sebagai orang tua yang ingin membiayai anak – anaknya bersekolah. Raut muka yang semakin tua membuat benak semua orang merasa kasihan untuk membantunya meski hanya sekeping, dua keping uang receh.
Dalam usianya yang ke-50, beliau selalu merasa senang masih dapat mampu membiayai anaknya bersekolah, meski hanya sebagai seorang pengemis jalanan. Tekad yang kuat serta semangat yang membara dapat menjadikan dasar fisik pak tua yang cacat bukan menjadi beban dalam menghalanginya mencari nafkah bagi keluarga.
Keluarganya sudah lama hidup dalam kekurangan, ditambah beban mental yang dialami pak giman sebab ditinggal istrinya karena sakit yang diderita selama 10 tahun. Beliau sekarang hidup sebagai orang tua sebatang kara yang harus mencukupi kebutuhannya.
Saat ini orang tua tersebut hanya ditemani dengan kedua anak – anaknya yang masih kecil. Dia ditemani oleh anaknya laki – laki bernama Soleh, dan perempuan bernama Tika. Meskipun demikian, anak – anaknya tidak pernah merasa malu ataupun terkucilkan dengan keadaan orang tuanya saat ini. Sebab ini semua bukan kemauan dari kami, melainkan kehendak Tuhan yang senantiasa memberi jalan hidup ini, ungkap Soleh.
Mendengar perkataan tersebut, membuat perasaan saya semakin merasa iba untuk membantu keluarga itu. Semua ini dilakukan oleh kedua anaknya untuk membantu bapaknya menjalani kehidupan persaingan dunia yang semakin keras, agar cita – cita yang ingin disampaikan pak Giman kepada kedua anaknya dapat dicapai.
Abimanyu Adi Putra
153080032 / F
Cita – cita seorang penyandang cacat fisik
Gerak langkah kaki yang terasa berat, keringat yang selalu menetes karena terkena terik matahari tidak mengendurkan semangat Pak Giman dalam mewujudkan cita – citanya sebagai orang tua yang ingin membiayai anak – anaknya bersekolah. Raut muka yang semakin tua membuat benak semua orang merasa kasihan untuk membantunya meski hanya sekeping, dua keping uang receh.
Dalam usianya yang ke-50, beliau selalu merasa senang masih dapat mampu membiayai anaknya bersekolah, meski hanya sebagai seorang pengemis jalanan. Tekad yang kuat serta semangat yang membara dapat menjadikan dasar fisik pak tua yang cacat bukan menjadi beban dalam menghalanginya mencari nafkah bagi keluarga.
Keluarganya sudah lama hidup dalam kekurangan, ditambah beban mental yang dialami pak giman sebab ditinggal istrinya karena sakit yang diderita selama 10 tahun. Beliau sekarang hidup sebagai orang tua sebatang kara yang harus mencukupi kebutuhannya.
Saat ini orang tua tersebut hanya ditemani dengan kedua anak – anaknya yang masih kecil. Dia ditemani oleh anaknya laki – laki bernama Soleh, dan perempuan bernama Tika. Meskipun demikian, anak – anaknya tidak pernah merasa malu ataupun terkucilkan dengan keadaan orang tuanya saat ini. Sebab ini semua bukan kemauan dari kami, melainkan kehendak Tuhan yang senantiasa memberi jalan hidup ini, ungkap Soleh.
Mendengar perkataan tersebut, membuat perasaan saya semakin merasa iba untuk membantu keluarga itu. Semua ini dilakukan oleh kedua anaknya untuk membantu bapaknya menjalani kehidupan persaingan dunia yang semakin keras, agar cita – cita yang ingin disampaikan pak Giman kepada kedua anaknya dapat dicapai.
Abimanyu Adi Putra
153080032 / F
feature
berita feature
Perjuangan Seorang Wanita Penjual Sate Depan Gedung Agung
Yogyakarta-(JAMPATAS)Tatapan matanya yang sayu, suara dengan nada khasnya menawarkan barang dagangannya. Keringat yang menetes di wajahnya akibat terik matahari tidak mengendurkan semangatnya untuk berjualan. Senyum ramahnya selalu ditunjukkan kepada pembeli maupun orang-orang yang lewat.
Banyaknya penjual makanan maupun minuman yang menjajakan barang dagangan mereka tidak menyurutkan niat Ibu Yani (48) untuk berdagang di depan Gedung Agung. Persaingan yang dirasakan juga dikarenakan banyaknya penjual sate yang berjualan di situ. “disini memang banyak penjual sate, tapi kami tidak menjatuhkan satu sama lain karena kita kan sedarah,” tutur Bu Yani menanggapi persaingan dengan penjual sate lainnya.
Perjuangan Bu Yani sebagai penjual sate dimulai sejak 5 tahun yang lalu semenjak dia pindah dari kota asalnya. Kebanyakan penjual sate berasal dari Madura asli, begitu pula dengan Bu Yani. Beliau pindah dikarenakan alasan ekonomi yang kurang beruntung d daerahnya sendiri. Beliau pindah ke Jogja bersama dengan suami dan kedua anaknya yang masih kecil.
Perjalan Bu Yani dalam menjual sate pun tidak serta merta berjalan lancar. Beliau banyak mengalami hambatan. Terutama saat pertama kali berjualan di kota ini. Bu Yani juga tidak langsung berjualan di depan Gedung Agung. Saat pertama berjualan beliau menjadi penjual keliling di daerah dekat rumahnya. Kurangnya minat masyarakat daerah dekat rumahnya untuk membeli barang dagangannya, beliau pun mencoba untuk menetap di suatu tempat.
Bu Yani mulai menetap menjual sate di depan Gedung Agung setelah mendapat ajakan saudaranya yang juga menjual sate di sana. Setelah mendapatkan tempatpun tidak lantas mudah mendapatkan pembeli maupun pelanggan. Kesulitan-kesulitan maupun halangan yang ada di depan mata, beliau selalu menanggapi dengan bijaksana.
Alasan Bu Yani menjual sate adalah untuk membantu keadaan ekonomi keluarganya. Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan, membangkitkan niat Bu Yani untuk membantu menghidupi keluarganya. “gaji suami saya kan ga seeberapa, anak saya 2 juga masih kecil, yang satu udah sd kelas 3, yang satu lagi tk jadi untuk membayar sekolah mereka dan kehidupan sehari-hari g cukup kalo cuma dari gaji suami saya. Saya juga hanya membantu buat memenuhi kebutuhan keluarga saya,” ujar Bu Yani dengan raut wajah capek.
Anggun Anindya S. – 153080018
Perjuangan Seorang Wanita Penjual Sate Depan Gedung Agung
Yogyakarta-(JAMPATAS)Tatapan matanya yang sayu, suara dengan nada khasnya menawarkan barang dagangannya. Keringat yang menetes di wajahnya akibat terik matahari tidak mengendurkan semangatnya untuk berjualan. Senyum ramahnya selalu ditunjukkan kepada pembeli maupun orang-orang yang lewat.
Banyaknya penjual makanan maupun minuman yang menjajakan barang dagangan mereka tidak menyurutkan niat Ibu Yani (48) untuk berdagang di depan Gedung Agung. Persaingan yang dirasakan juga dikarenakan banyaknya penjual sate yang berjualan di situ. “disini memang banyak penjual sate, tapi kami tidak menjatuhkan satu sama lain karena kita kan sedarah,” tutur Bu Yani menanggapi persaingan dengan penjual sate lainnya.
Perjuangan Bu Yani sebagai penjual sate dimulai sejak 5 tahun yang lalu semenjak dia pindah dari kota asalnya. Kebanyakan penjual sate berasal dari Madura asli, begitu pula dengan Bu Yani. Beliau pindah dikarenakan alasan ekonomi yang kurang beruntung d daerahnya sendiri. Beliau pindah ke Jogja bersama dengan suami dan kedua anaknya yang masih kecil.
Perjalan Bu Yani dalam menjual sate pun tidak serta merta berjalan lancar. Beliau banyak mengalami hambatan. Terutama saat pertama kali berjualan di kota ini. Bu Yani juga tidak langsung berjualan di depan Gedung Agung. Saat pertama berjualan beliau menjadi penjual keliling di daerah dekat rumahnya. Kurangnya minat masyarakat daerah dekat rumahnya untuk membeli barang dagangannya, beliau pun mencoba untuk menetap di suatu tempat.
Bu Yani mulai menetap menjual sate di depan Gedung Agung setelah mendapat ajakan saudaranya yang juga menjual sate di sana. Setelah mendapatkan tempatpun tidak lantas mudah mendapatkan pembeli maupun pelanggan. Kesulitan-kesulitan maupun halangan yang ada di depan mata, beliau selalu menanggapi dengan bijaksana.
Alasan Bu Yani menjual sate adalah untuk membantu keadaan ekonomi keluarganya. Suaminya yang hanya bekerja sebagai buruh bangunan, membangkitkan niat Bu Yani untuk membantu menghidupi keluarganya. “gaji suami saya kan ga seeberapa, anak saya 2 juga masih kecil, yang satu udah sd kelas 3, yang satu lagi tk jadi untuk membayar sekolah mereka dan kehidupan sehari-hari g cukup kalo cuma dari gaji suami saya. Saya juga hanya membantu buat memenuhi kebutuhan keluarga saya,” ujar Bu Yani dengan raut wajah capek.
Anggun Anindya S. – 153080018
FEATURE NEWS
Ponisih dan Warung Tendanya

Tubuh yang besar dengan penampilan yang sederhana, serta sosok yang penuh canda tawa mungkin dapat menggambarkan seorang Ponisih. Seorang wanita berusia 53 yang mengais rejeki dengan berjualan di warung tenda Alun-alun Utara Yogyakarta
Dari pukul 4 sore Ponisih berangkat menuju Alun-Alun Utara dan pukul 3 pagi pulang menuju Piyungan, itulah kegiatan sehari-hari ibu tiga orang anak ini. Wanita kelahiran Bantul ini, telah berjualan ronde dan jagung bakar di Alun-Alun Utara sejak 27 Mei 2006.
Dengan modal sekitar Rp. 1.500.000, Ponisih mendirikan warung tenda di Alun-Alun Utara Yogyakarta. “Pertama kali saya buka disini, saya membeli beberapa peralatan seperti gerobag, tenda, tikar, dan peralatan lainnya” kata nenek empat orang cucu ini. Sebelum berjualan di warung tenda, Bu Ponisih berjualan tongseng kambing di Jalan Kusuma negara, “Karena saat berjualan tongseng kambing sulit untuk mendapatkan bahannya, saya memilih berjualan seperti ini, yang gampang!” tambahan wanita yang kerap disapa Mak’e ini.
Setiap harinya Bu Ponisih mendapatkan hasil bersih sekitar Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,- dari berjualan wedang ronde, jagung bakar, dan aneka minuman dikala ramai. “kendala berjualan seperti ini adalah disaat hujan turun pengunjung sepi, bahkan tidak ada, tapi saat liburan atau saat ada acara disini, hasilnya ya alhamdulilah” tutur wanita kelahiran 31 Desember 1957 ini.
Rumah yang jauh dari beliau menjajakan dagangannya tidak menjadi kendala besar buat wanita ini. “saya setiap hari nglaju dari Piyungan pulang-balik Alun-Alun naik bus, berangkatnya saya bayar Rp. 5000, pulangnya Rp. 3000”, kata Mak’e. Tanpa ada rasa takut beliau pun menembus dinginnya malam serta beberapa bahaya yang mungkin dapat mengancam saat berjualan dan perjalanan pulang. “Tuntutan peranlah yang membuat saya menjadi kuat dan berani, karena suami saya sudah meninggal” ujarnya.
(ARIS HANUNG SETYAJI / 153080045 / F)
Tubuh yang besar dengan penampilan yang sederhana, serta sosok yang penuh canda tawa mungkin dapat menggambarkan seorang Ponisih. Seorang wanita berusia 53 yang mengais rejeki dengan berjualan di warung tenda Alun-alun Utara Yogyakarta
Dari pukul 4 sore Ponisih berangkat menuju Alun-Alun Utara dan pukul 3 pagi pulang menuju Piyungan, itulah kegiatan sehari-hari ibu tiga orang anak ini. Wanita kelahiran Bantul ini, telah berjualan ronde dan jagung bakar di Alun-Alun Utara sejak 27 Mei 2006.
Dengan modal sekitar Rp. 1.500.000, Ponisih mendirikan warung tenda di Alun-Alun Utara Yogyakarta. “Pertama kali saya buka disini, saya membeli beberapa peralatan seperti gerobag, tenda, tikar, dan peralatan lainnya” kata nenek empat orang cucu ini. Sebelum berjualan di warung tenda, Bu Ponisih berjualan tongseng kambing di Jalan Kusuma negara, “Karena saat berjualan tongseng kambing sulit untuk mendapatkan bahannya, saya memilih berjualan seperti ini, yang gampang!” tambahan wanita yang kerap disapa Mak’e ini.
Setiap harinya Bu Ponisih mendapatkan hasil bersih sekitar Rp. 50.000,- sampai Rp. 100.000,- dari berjualan wedang ronde, jagung bakar, dan aneka minuman dikala ramai. “kendala berjualan seperti ini adalah disaat hujan turun pengunjung sepi, bahkan tidak ada, tapi saat liburan atau saat ada acara disini, hasilnya ya alhamdulilah” tutur wanita kelahiran 31 Desember 1957 ini.
Rumah yang jauh dari beliau menjajakan dagangannya tidak menjadi kendala besar buat wanita ini. “saya setiap hari nglaju dari Piyungan pulang-balik Alun-Alun naik bus, berangkatnya saya bayar Rp. 5000, pulangnya Rp. 3000”, kata Mak’e. Tanpa ada rasa takut beliau pun menembus dinginnya malam serta beberapa bahaya yang mungkin dapat mengancam saat berjualan dan perjalanan pulang. “Tuntutan peranlah yang membuat saya menjadi kuat dan berani, karena suami saya sudah meninggal” ujarnya.
(ARIS HANUNG SETYAJI / 153080045 / F)
Langganan:
Postingan (Atom)